Kamis, 24 Juli 2008

1.4 Proses Alir Kerja Pemancar TV

1.4 PROSES ALIR KERJA PEMANCAR TV

Frekuensi gelombang tv

Kelompok frekuensi yang ditetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk transmisi sinyalnya disebut saluran ( chanel).
Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang di alokasikan untuk penyiaran televisi komersial.

VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ
VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ
UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.

Sebagai contoh,saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ.Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam kedua saluran tersebut.


Jenis pemancar tv

PENGANTAR
Mengingat luasanya sebaran penduduk (misalnya Indonesia), mulai wilayah perkotaan sampai kedaerah pelosok, daerah pegunungan yang jauh, bahkan pulau-pulau kecil dan daerah terpencil lainya, sedangkan penduduk di wilayah terpencil, walaupun jumlah penduduknya relatif kecil dan dengan segala keterbatasan (SDM dan fasilitas lainya), tetap perlu mendapat pelayanan siaran televisi seperti halnya masyarakat perkotaan. Maka TVRI sebagai televisi yang dimiliki pemerintah mengambil alternatif untuk membangun pemancar TV Unattended, yang secara garis besar sistemnya diuraikan sebagai berikut.
A. PENGERTIAN
Stasiun pemancar televisi “Unattended” adalah stasiun pemancar televisi yang dapat bekerja atau beroperasi tanpa petugas operator. Sedangkan stasiun pemancar televisi “Attended” adalah stasiun pemancar yang dioperasikan oleh petugas operator. Stasiun pemancar TV Unattended dari cara operasinya dapat dibedakan dalam 2 (dua) katagori yaitu :
1. Remote Control OperationStasiun pemancar televisi Unattended secara remote control pengoperasiannya dikendalikan dan dipantau dari suatu tempat tertentu yang layak dihuni dan dilakukan dengan telemetri. Untuk itu diperlukan saluran transmisi untuk telemetri dua arah guna menyampaikan perintah-perintah operasional dan menerima laporan hasil monitoring. Sistem Unattended type ini biasanya digunakan untuk pemancar-pemancar yang memiliki daya output besar, yaitu diatas 5 (lima) KW. Pemancar tersebut merupakan pemancar TV induk (mother station) yang akan direlay oleh stasiun-stasiun transmisi pengulang. Di negara-negara maju, dimana telepon telah tersedia sampai di pelosok-pelosok daerah, saluran telemetri dapat mengunakan saluran telepon.
2. Automatic Control OperationStasiun pemancar televisi Unattended sistem “Automatic Control Operation”, pengendalian operasinya dilakukan oleh stasiun pemancar TV sebelumnya melalui signal TV yang dipancarkan dan diterima oleh stasiun pemancar TV Unattended dimaksud. Apabila stasiun pemancar TV tersebut dikendalikan oleh suatu stasiun pemancar TV induk, maka apabila stasiun pemancar TV induk beroperasi memancarkan sinyalnya, dan sinyal tersebut diterima oleh stasiun pemancar TV Unattended dimaksud, maka ia secara otomatis akan beroperasi, dan sebaliknya apabila pemancar TV induk mati, tidak lagi memancarkan sinyalnya dan stasiun pemancar Unattended tidak menerima signal, maka ia akan switch off, untuk menjamin kesinambungan siaran, konfigurasi sistem sarana pemancarnya terdiri dari dua pemancar, pemancar utama dan pemancar cadangan. Apabila pemancar utama mengalami gangguan, maka pemancar cadangan secara otomatis mengambil alih tugas pemancar utama. Konfigurasi ini biasanya digunakan untuk stasiun transmisi pengulang (repeater station) dengan pemancar – pemancar yang memiliki daya output 1 (satu) KW kebawah.
Monitoring untuk stasiun pemancar tipe ini dipercayakan kepada masyarakat umum tanpa ikatan atau kepada beberapa orang dari masyarakat didaerah pancarannya yang diberi tugas selaku informan. Tugas informan dimaksud sangat sederhana, yaitu apabila siaran terganggu (tidak ada siaran pada saatnya) agar melapor/ menelepon petugas stasiun pemancar televisi terdekat. Monitoring seperti ini akan sangat efektif apabila telepon telah menjangkau ke seluruh pelosok daerah dengan baik.
B. TUJUAN PEMBANGUNAN STASIUN PEMANCAR TV UNATTENDED
Sistem stasiun pemancar TV Unattended ini dirasakan sangat diperlukan dewasa ini, sehubungan dengan telah berkembangnya jumlah stasiun-stasiun pemancar TV yang telah mencapai angka 438 lokasi yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Jumlah tersebut masih terus berkembang dan sebagian besar berada diatas gunung/ bukit di daerah terpencil. Namun sebelum membahas tentang syarat-syarat atau spesifikasi, sebaiknya dibahas dulu tentang apa tujuan atau apa yang diharapkan dari stasiun pemancar TV Unattended. Melaksanakan siaran yang berupa siaran televisi bagi masyarakat di wilayah yang jauh, sulit dicapai dan terpencil serta wilayah blank spot atau wilayah tidak dapat menerima siaran TV dengan baik karena hambatan geografis dan sebagainya.Hal-hal yang diharapkan yaitu antara lain :
a). Meniadakan sumber daya manusia,untuk pengoperasikan peralatan, tidak diperlukannya sumber daya manusia untuk mengoperasikan (operator) peralatan berarti dapat diperoleh keuntungan (penghematan) berupa fasilitas operator di lokasi, fasilitas sosial untuk keluarga operator serta tentunya gaji untuk operator
b).Tanpa pengamanan tenaga manusia,¼br /> keuntungan pada butir B ini jenisnya sama dengan keuntungan sebagaimana disebutkan dalam butir a diatas, kalaupun ada pengamanan oleh tenaga manusia, mengenai jumlah dan sifatnya berbeda (kecil dan sederhana) dengan pengamanan pada lokasi stasiun pemancar yang diopersikan tenaga manusia, sehingga biayanya sangat rendah.
c). Menghemat biaya transportasi,keuntungan yang diperoleh disini meliputi tidak ada biaya transportasi untuk datang ke lokasi, Sedangkan frekuensi kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sangat tergantung dari reliability (kehandalan) dari peralatan pemancar yang digunakan semakin handal peralatan tentunya semakin berkurang frekuensi kerusakan dan sebaliknya. Semakin tinggi reliability suatu peralatan semakin mahal harga peralatan tersebut. Namun dalam sistim stasiun pemancar TV Unattended, apa bila digunakan peralatan pemancar dengan tingkat reliability yang rendah maka akan sering terjadi kerusakan dan harus sering didatangi untuk perbaikan, yang akhirnya biaya pemeliharaan menjadi semakin tinggi.
d). Menghemat bahan bakar,mengurangi atau bahkan meniadakan kegiatan pengisian bahan bakar sangat tergantung dari kondisi fasilitas umum yang tersedia di lokasi. Bila di sekitar lokasi sudah tersedia jaringan listrik PLN maka tentu saja tidak diperlukan gebnerator sebagai penggerak mula utama, melainkan hanya sebagai cadangan saja, sehingga kebutuhan bahan bakar tidak terlalu besar. Sehingga dalam hal ini pemilihan lokasi sangat penting. Disamping itu besarnya daya listrik yang diperlukan untuk mengoperasikan peralatan. Apabila daya listrik yang diperlukan tidak terlalu besar maka dapat digunakan pembangkit daya listrik alternatif yang tidak menggunakan bahan bakar melainkan menggunakan solar cell.
C. KRITERIA DAN DESAINS STASIUN PEMANCAR TELEVISI UNATTENDED
Stasiun pemancar TV Unattended memiliki banyak kriteria tergantung dari masing-masing disain. Setiap disain memiliki sifat atau ciri-ciri untuk mendapatkan solusi dari tujuan/ harapan yang diinginkan beberapa alernatif disain adalah sebagai berikut :
1. Otomatisasi Pengoperasian PeralatanSebagaimana telah diuraikan terdahulu otomatisasi pengoperasian peralatan dapat dibedakan dalam dua katagori yaitu :
a). Remote Control OperationKatagori ini memerlukan biaya investasi yang lebih mahal dari pada “Automatic Control Operation”, karena pengoperatian tetap dilakukan oleh operator, hanya tidak dilakukan dilokasi stasiun pemancar yang berada di daerah terpencil, melainkan dari suatu pusat pengendalian dengan menggunakan remote control. Disamping itu kondisi atau status peralatan di stasiun pemancar yang terpencil tersebut dikirimkan melalui transmisi telemetri ke operator untuk dimonitor.
b). Automatic Control OperationKatagori ini memerlukan biaya investasi relatif lebih rendah dari pada “Remote Control Operation”. Karena pada automatic control operation, peralatan yang digunakan untuk mengoperasikan stasiun pemancar secara otomatis sangat sederhana, dan tidak diperlukan pengiriman data kondisi dan status peralatan untuk monitoring. Sistim otomatisasi hanya menggunakan sinyal dari pemancar sebelumnya (pemancar induk) untuk menghidupkan dan mematikan peralatan. Pada saat pemancar di induk beroperasi maka sinyal pancarannya diterima dan digunakan untuk menghidupkan peralatan pemancar unattended, dan pada saat pemancar induk sebelumnya dimatikan maka stasiun pemancar TV Unattended tidak menerima sinyal dan secara otomatis memberikan perintah untuk mematikan peralatan. Secara singkat dapat disampaikan bahwa beroperasi dan tidak beroperasinya peralatan di stasiun pemancar unattanded tergantung pada pengoperasian pemancar distasiun sebelumnya (pemancar induk).
2. Otomatisasi pengamananOtomatisasi pengamanan disini mungkin agak sulit atau mungkin memerlukan beaya lebih tinggi dari pada menggunakan sumber daya manusia sebagai pelaksana pengamanan. Di luar negri sistim pengamanan menggunakan sistem alarm apabila tamu tak diundang memasuki stasiun pemancar TV Unattended, sinyal alarm tersebut dikirim secara otomatis akan dikirim ke stasiun pengendali, petugas di stasiun pengendali kemudian menguji sinyal alarm untuk meyakinkan bahwa yang masuk adalah tamu tak diundang. Setelah yakin, maka petugas melapor ke polisi dan polisi akan datang ke stasiun Unattended melakukan pengamanan. Sistim pengamanan sebagai mana diuraikan diatas hanya digunakan untuk pemancar besar dan menggunakan sistem “Remote Control Operation”. Sedangkan untuk stasiun-stasiun pemancar kecil yang menggunakan “Automatic Control Operation”, menggunakan sistem alarm biasa, yaitu apabila tamu tak diundang masuk ke ruangan pemancar maka alarm akan berbunyi dan mengundang perhatian dan diharapkan polisi akan datang mengamankan.
3. Penggunaan Peralatan dengan Reliability tinggi dan sistem Back-UpTujuan utama pembangunan stasiun pemancar televisi dengan sistem Unattanded adalah tidak diperlukannya petugas operator untuk tinggal dilokasi yang terpencil serta mengurangi atau kalau mungkin meniadakan kunjungan ke lokasi untuk perbaikan atau perawatan peralatan. Tujuan ini ditetapkan karena biasanya lokasi stasiun pemancar yang bersangkutan berada dipuncak bukit, ditengah hutan yang belum pernah dijamah manusia sehingga untuk menuju ketempat lokasi memerlukan pembangunan prasarana jalan yang cukup panjang dan mahal. Maka dapat saja disusun disain stasiun pemancar televisi unattended yang pengiriman peralatan dan material pembangunannya dikirim dengan helikopter. Diharapkan setelah peralatan dipasang, sistem akan beroperasi secara otomatis dengan baik selamanya. Untuk mencapai kondisi ini maka diperlukan peralatan yang betul-betul handal atau memiliki reliability yang tinggi. Apabila reliability peralatan kurang baik, maka akan sering terjadi kerusakan yang memerlukan perbaikan. Untuk melaksanakan perbaikan diperlukan biaya tinggi karena lokasi hanya dapat dicapai dengan helikopter. Meningkatnya frekuensi kerusakan memerlukan peningkatan kunjungan yang memerlukan biaya yang besar, dan apabila ini terjadi maka sistem stasiun Unattended tidak lagi efektif.Disamping tingkat kehandalan yang tinggi untuk peralatan diperlukan pula penggunaan sistem back-up atau 1 + 1. Sistem back-up dimaksud adalah sistem peralatan yang terdiri dari sub-sistem peralatan utama dan sub-sistem peralatan cadangan. Dalam hal sub sistem peralatan utama terganggu maka sub-sistem peralatan cadangan menggantikan peran sub-sistem peralatan utama. Sistem seperti ini mempunyai keunggulan disamping dapat menjaga kesinambungan siaran, juga bagi petugas maintenance atau petugas perbaikan cukup datang dengan peralatan pengganti dan peralatan yang rusak dibawa ke workshop untuk perbaikan. Perbaikan tidak perlu dilakukan di lokasi stasiun pemancar, karena disamping akan memerlukan waktu yang lama, juga diperlukan alat ukur yang lebih banyak yang pada gilirannya meningkatkan biaya perbaikan.
4. Sistem Catu DayaSistem catu daya di Indonesia merupakan permasalahan tersendiri. Di luar negri, di negara-negara yang telah maju hal ini bukan lagi merupakan masalah, karena jaringan catu daya listrik dari perusahaan listrik seperti PLN sudah tersebar ke seluruh pelosok negeri yang bersangkutan. Di Indonesia sebagaimana di negara yang sedang berkembang lainnya, jangankan di puncak bukit terpencil, di kota kecamatanpun belum tentu tersedia catu daya listrik yang handal.
Penyediaan catu daya listrik dengan menggunakan diesel generator sampai daya yang besarpun tidak ada masalah di Indonesia. Namun permasalahannya adalah untuk lokasi yang terpencil tanpa ada prasarana jalan menuju lokasi, diperlukan biaya yang tinggi untuk memasok bahan bakar. Untuk catu daya listrik dengan daya rendah tidak menjadi masalah, karena dapat di bangun dengan sistem catu daya listrik solar cell. Untuk daya yang besar sistem catu daya listrik solar cell bukannya tidak mungkin untuk dibangun, namun memerlukan biaya investasi yang tidak sedikit.
Sampai saat ini TVRI mengoprasikan cukup banyak pemancar Unattended (antara lain lihat tabel)
Dilokasi pemancar tersebut TVRI menunjuk seorang penduduk setempat untuk menjaga keamanan dan kebersihan. Sedangkan teknisi TVRI cukup melakukan tugas berkala untuk pemeriksaan maupun perbaikan apabila terjadi kerusakan. Sehingga TVRI menyebut kelompok pemancar tersebut sebagai “semi” Unaatended, karena tetap tersedia tenaga manusia di lokasi tersebut.

1.3 Standart tv dunia dan HDTV

1.3 STANDART TV DUNIA DAN HDTV

Standart TV Dunia
MOBILE TV
Standar DVB-SH Untuk Siaran Satellite dan Terrestrial
Untuk menyelenggarakan penyiaran TV Mobil (mobile television) dan pelayanan multimedia melalui satelit dan terrestrial diperlukan standar tersendiri, misalnya standar DVB-SH yang berada dalam lingkup Proyek DVB. Standar DVB-SH dimaksud telah disahkan oleh Dewan Pengarah (Steering Board) dari Proyek DVB (The Digital Video Broadcasting Project) (Geneva, dvb.org / 14 Februari 2007).
Sebagaimana diketahui bahwa Proyek DVB merupakan konsorsium industri yang terdiri dari lebih dari 260 usaha penyiaran, produsen peralatan, operator jaringan, pengembang software, badan pembuat kebiajakan (pengaturan) dan lain-lain yang mencakup lebih 30 negara, bertugas merancang standar internasional (the global standard) untuk penyiaran televisi digital dan pelayanan data secara global.
Standar DVB-SH dirancang untuk menyiarkan siaran televisi dan data melalui satelit.dalam bentuk (format) yang disebut sebagai protokol internet (Internet Protokol) ke telepon genggam (Handphones) dan perangkat penerima bergerak lainnya. Penyiaran melalui satelit menjamin jangkauan siaran yang luas, namun untuk daerah-daerah seperti di pedesaan yang mungkin tidak dapat menerima siaran satelit secara langsung (tidak berada pada line of sight), dapat dipancarteruskan (digunakan) melalui pemancar terrestrial.
Sistem DVB-SH dirancang menggunakan frekuensi dibawah 3 GHz, pada S Band, yang merupakan penyempurnaan atau pengembangan dari Standar DVB-H yaitu standar transmisi terrestrial untuk pesawat penerima bergerak.
Dengan demikian DVB-SH merupakan perluasan atau peningkatan ruang lingkup standar DVB dalam area televisi digital sebagaimana dikatakan oleh Mac Avock (DVB Project): “At a time when frequency availability is at a premium, it’s important to ensure that those wishing to deploy mobile TV in the S-Band can benefit from DVB’s proven record in producing successful open standards.”.
Selanjutnya spesifikasi DVB-SH akan diumumkan secara luas dan distandarisasikan secara formal pada The European Telecommunications Standard Institut (ETSI).
Televisi Vietnam
Televisi Vietnam (VTC Mobile TV) telah memulai siaran untuk pesawat penerima bergerak (Mobile TV) sejak Desember tahun lalu dengan data dan informasi utama sebagai berikut:

HDTV
Televisi Resolusi Tinggi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari


Gambar HDTV
Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV) adalah standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas dan dengan warna-warna matang. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia.

1.2 PROSES KERJA TV

1.2 Proses kerja pesawat tv

Bagaimanakah Televisi Bekerja?Sebelum kita mengetahui prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya kita mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang biasa kita lihat di layar kaca. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera

Objek gambar yang di tangkap lensa kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red), hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmiter). Pada sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat penerima (receiver) televisi.
PRINSIP KERJA TELEVISIPesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi berwarna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G(green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.Selain gambar, juga membawa suara ?Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran telavisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi.Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasikan atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75khz melainkan 25 khz.Saluran dan Standar Pemancar TelevisiKelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (chenel). Masing-masing mempunyai sebuah saluran 6 mhz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial.VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ.VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ.UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.Sebagai contoh, saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.JENIS-JENIS SISTEM TELEVISISistem pemancar televisi yang kita kenal di antaranya:NTSC (National Television System Committee)PAL (Phases Alternating Line)SECAM (Sequential Couleur a Memorie)PALBNTSC (National Television System Committee) digunakan di Amerika Serikat, sistem PAL (Phases Alternating Line) di gunakan di Inggris, sistem SECAM (Sequential Couleur a Memorie) digunakan di Perancis. Sementara itu, Indonesia sendiri menggunakan sistem PALB. Hal yang membedakan sistem tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi pembawa dan pembawa suara.

BAGIAN-BAGIAN TELEVISIRangkaian Catu Daya (Power Supply)Rangkaian berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.

Rangkaian Penala (tuner)Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi ( penguat HF ), pencampur (mixer), dan osilator lokal.Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.

Rangkaian penguat IF (Intermediate Frequency)Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala ( tuner) merupakan sinyal yang lemah dan yang sangat tergantung pada pada sinyal pemancar, posisi penerima, dan bentang bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayanan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Rangkaian Detektor VideoRangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang di redam adalah sinyal suara.
Rangkaian Penguat VideoRangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari deteltor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Didalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL(automatic brightness level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Rangkaian Defleksi SinkronisasiRangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Rangkaian AudioSuara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar.

JENIS-JENIS LAYAR TELEVISITipe Layar Televisi CRT (catode ray tube)Pada televisi jenis ini layar terlihat lebih cembung ketimbang jenis lainnya. Teknologi televisi dengan tabung CRT tergolong paling tua dan hingga saat ini terus digunakan dan dikembangkan. Walaupun telah muncul teknologi yang baru. Tabung CRT hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube) sedang untuk perbandingannya, plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil.

Tipe Layar Televisi PlasmaDalam prinsipnya, layar plasma tersusun atas dua lembar kaca. Di antara keduanya diisi ribuan sel, yang ratusan di antaranya berisi gas xenon dan neon. Dua jenis elektroda panjang, address electrode dan transparent display electrode, direntangkan di antara lempengan kaca tersebut. Saat layar plasma dihidupkan, elektroda-elektroda yang saling berpotongan di atas sel itu diberi muatan listrik oleh komputer layar untuk mengionisasi gas dalam sel. Ini berlangsung ribuan kali dalam sepersekian detik. Arus listrik pun melewati gas di dalam sel dan menghasilkan aliran partikel bermuatan listrik yang cepat, yang merangsang atom gas tersebut melepaskan foton ultraviolet.

Foton ultraviolet berinteraksi dengan fosforKemudian, foton ultraviolet berinteraksi dengan fosfor yang akhirnya melepaskan energi di dalam bentuk sinar foton yang jelas. Setiap pixel tersusun atas tiga sel sub pixel yang terpisah, masing-masing dengan fosfor yang berbeda warna, yaitu; merah, hijau, biru yang akan bercampur menghasilkan warna pixel.Untuk menyeragamkan kekuatan arus listrik yang mengalir melalui sel berbeda, sistem kontrolnya akan menambah atau mengurangi intensitas warna setiap sub pixel. Hal ini untuk menghasilkan ratusan kombinasi merah, hijau, dan biru yang berbeda. Dengan cara ini, sistem kontrol dapat menghasilkan warna dalam spektrum luas, sekira ada 16,77 juta warna bisa dihasilkan sebuah layar plasma. Inilah yang membuat tampilan gambar plasma sangat tajam dan jelas.

1.1 SEjarah Penemuan Teknologi Tv

1.1 SEJARAH TELEVISI

Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell)
Kemudian piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya ditemukan oleh seorang mahasiswa yang bernama Paul Nipkow di Berlin, Jerman pada tahun 1884 dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Sekitar tahun 1920 John Logie Baird dan Charles Francis Jenkins menggunakan piringan karya Paul Nipkow untuk menciptakan suatu sistem dalam penangkapan gambar, transmisi, serta penerimaannya. Mereka membuat seluruh sistem televisi ini berdasarkan sistem gerakan mekanik, baik dalam penyiaran maupun penerimaannya. Pada waktu itu belum ditemukan komponen listrik tabung hampa (Cathode Ray Tube)

Televisi elektronik agak tersendat perkembangannya pada tahun-tahun itu, lebih banyak disebabkan karena televisi mekanik lebih murah dan tahan banting. Bukan itu saja, tetapi juga sangat susah untuk mendapatkan dukungan finansial bagi riset TV elektronik ketika TV mekanik dianggap sudah mampu bekerja dengan sangat baiknya pada masa itu. Sampai akhirnya Vladimir Kosmo Zworykin dan Philo T. Farnsworth berhasil dengan TV elektroniknya. Dengan biaya yang murah dan hasil yang berjalan baik, orang-orang mulai melihat kemungkinan untuk
Vladimir Zworykin, yang merupakan salah satu dari beberapa pakar pada masa itu, mendapat bantuan dari David Sarnoff, Senior Vice President dari RCA (Radio Corporation of America). Sarnoff sudah banyak mencurahkan perhatian pada perkembangan TV mekanik, dan meramalkan TV elektronik akan mempunyai masa depan komersial yang lebih baik. Selain itu, Philo Farnsworth juga berhasil mendapatkan sponsor untuk mendukung idenya dan ikut berkompetisi dengan Vladimir.

TV ELEKTRONIKBaik Farnsworth, maupun Zworykin, bekerja terpisah, dan keduanya berhasil dalam membuat kemajuan bagi TV secara komersial dengan biaya yang sangat terjangkau. Di tahun 1935, keduanya mulai memancarkan siaran dengan menggunakan sistem yang sepenuhnya elektronik. Kompetitor utama mereka adalah Baird Television, yang sudah terlebih dahulu melakukan siaran sejak 1928, dengan menggunakan sistem mekanik seluruhnya. Pada saat itu sangat sedikit orang yang mempunyai televisi, dan yang mereka punyai umumnya berkualitas seadanya. Pada masa itu ukuran layar TV hanya sekitar tiga sampai delapan inchi saja sehingga persaingan mekanik dan elektronik tidak begitu nyata, tetapi kompetisi itu ada disana.TV RCA, Tipe TT5 1939, RCA dan Zworykin siap untuk program reguler televisinya, dan mereka mendemonstrasikan secara besar-besaran pada World Fair di New York. Antusias masyarakat yang begitu besar terhadap sistem elektronik ini, menyebabkan the National Television Standards Committee [NTSC], 1941, memutuskan sudah saatnya untuk menstandarisasikan sistem transmisi siaran televisi di Amerika. Lima bulan kemudian, seluruh stasiun televisi Amerika yang berjumlah 22 buah itu, sudah mengkonversikan sistemnya kedalam standard elektronik baru.
Pada tahun-tahun pertama, ketika sedang resesi ekonomi dunia, harga satu set televisi sangat mahal. Ketika harganya mulai turun, Amerika terlibat perang dunia ke dua. Setelah perang usai, televisi masuk dalam era emasnya. Sayangnya pada masa itu semua Orang hanya dapat menyaksikannya dalam format warna hitam putih.
TV BERWARNASebenarnya CBS sudah lebih dahulu membangun sistem warnanya beberapa tahun sebelum rivalnya, RCA. Tetapi sistem mereka tidak kompatibel dengan kebanyakan TV hitam putih diseluruh negara. CBS yang sudah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk sistem warna mereka harus menyadari kenyataan bahwa pekerjaan mereka berakhir sia-sia. RCA yang belajar dari pengalaman CBS mulai membangun sistem warna menurut formatnya. Mereka dengan cepat membangun sistem warna yang mampu untuk diterima pada sistem warna dan sistem hitam putih. Setelah RCA memamerkan kemampuan sistem mereka, NTSC membakukannya untuk siaran komersial thn 1953.
Berpuluh tahun kemudian hingga awal milenium baru abad 21 ini, orang sudah biasa berbicara lewat telepon selular digital dan mengirim e-mail lewat jaringan komputer dunia, tetapi teknologi televisi pada intinya tetap sama. Tentu saja ada beberapa perkembangan seperti tata suara stereo dan warna yang lebih baik, tetapi tidak ada suatu lompatan besar yang mampu untuk menggoyang persepsi orang tentang televisi. Tetapi semuanya secara perlahan mulai berubah, televisi secara bertahap sudah memasuki era digital.
TV History
Citizendium
AviCenter
BBC UK
Radio Museum
Micro Magnet
Birth Television Archive